Kamis, 15 November 2012

Bagaimanakah Cinta para Aktivis??


Tulisan ini gw publish di blog gw yang dulu tanggal 21 Juli 2008)


Cinta, mungkin hanya sedikit yang mampu terlintas di benak para aktivis kampus yang tak sempat meluangkan waktunya untuk bercinta. Atau mungkin tak ada sedikitpun yang terlintas di benak mereka mengenai cinta. Lucu memang, karna saya yakin, jarang sekali ada aktivis yang bisa membagi waktunya dengan para cinta-cinta mereka. 
Kemungkinan yang ada biasanya hanya ada dua, mereka saling mencinta dan meninggalkan perjuangan mereka, atau mungkin mereka dengan tragis mengkandaskan cinta mereka demi memperjuangkan kebenaran.                                   Sumber: google.com

Mengapa hal ini bisa terjadi? Menurut riset yang telah dilakukan oleh penulis (saya maksudnya), biasanya sekali seorang aktivis jatuh cinta, mereka sulit untuk  mengendalikan diri dengan perasaan mereka itu. Maunya nempel terus dengan sang pujaan hati. Maklum, biasanya seorang aktivis itu telat mengalami masa puber nya (maaf yang merasa). Mereka larut dalam konflik internal maupun eksternal, mungkin cinta yang terjadi antara lawan jenis, menjadi kecintaan yang terjadi antara aktivis tersebut, dan rasa kenasionalannya yang tinggi. Dan pada saat mereka melihat ada seorang wanita (bagi laki-laki) atau seorang lelaki (untuk perempuan) yang sedikit "imut" dimata mereka, biasanya mereka agresif, dan langsung menyerang. Biasanya setelah titik ini, mmereka mulai kendor dalam pemikiran, dalam aksi, dalam diskusi, dan biasanya menjadi seorang yang sangat melankolis. Biasanya pula, ada sedikit perubahan yang kentara dari mereka. Cukup menyeramkan memang…

Dan apabila mereka telah sadar dari hal tersebut, apabila mereka tak mampu mengendalikan diri, biasanya mereka hilang kewibawaanya, dan langsung jatuh dalam pelukannya si cintanya, dan sulit untuk kembali pada masa-masa kejayaannya dulu.

Lain halnya dengan orang yang kemudian tersadarkan dan mampu mengendalikan diri. Biasanya mereka malahan membuang jauh-jauh perasaan cinta tersebut, dan meninggalkan orang yang dikasihinya hingga ke jenjang yang lebih serius nanti, ketika ia telah mapan. Dan ia pun kembali menjadi seorang aktivis sejati, tanpa cinta, dan menurut saya, terlihat hampa.

Ada pula hal menarik lain dari seorang aktivis mengenai cinta. Dengan kemampuan biacaranya yang memang patut diakui di publik, ada yang biasanya menggunakan waktu senggangnya untuk bermain-main dengan cinta, mungkin sekedar mencari hiburan dibalik waktu-waktu penatnya. Bisa dibilang, memiliki pekerjaan sampingan sebagai  playboy kelas teri. Yang tidak serius, dan tidak terlalu berlebihan. Tapi tetap, membual pada banyak wanita.

Memang bisa diakui, aktivis lebih banyak diminati apalagi bagi para kaum hawa. Karena terlihat "keren" ketika sedang berorasi, berdiskusi, atau memberikan opini. Mereka terlihat layaknya pahlawan kampus. Jadi, wanita mana yang tidak mau dengan pahlawan yang terkenal?

Ada beberapa tips bagi para aktivis yang ingin aman dalam mengalami sebuah  perasaan cinta, yaitu :
  a. Pilihlah tipe yang sesuai dengan keaktifan kalian. Biasanya, seorang aktivis lebih nyambung apabila 
      memiliki pendamping seorang aktivis lagi. Jadi bisa saling memahami, dan mampu berkomunikasi dengan 
      baik,
  b. Jangan jadikan orang yang telah tepilih untuk kalian cintai tersebut, menjadi penghalang bagi karir kalian, 
      apabila menghalangi, ganti dengan yang lain, yang lebih tepat,
  c. Jangan menjadi berlebihan ketika sedang jatuh cinta, tetap berwibawa, tetap jaga image, dan tetap 
      berprinsip "Perjuangan ada ditangan Kita!",
 d. Yang paling penting, apabila telah jatuh cinta, tetapkan hanya satu itu, dan niatkan untuk kearah yang 
     lebih baik. Apabila sudah ada yang sama-sama mengawasi dia, sebelum janur kuning melengkung, tetap   
     kejar!!!
 e. Satu lagi, pernikahan adalah yang lebih baik dari hubungan apapun, jadi menikahlah wahai para aktivis 
     yang telah siap dalam segalanya.

Jadi, untuk para aktivis tak usah kuatir. Ternyata ada cara aman bagi mereka untuk jatuh cinta tanpa harus mengorbankan karir dan cinta mereka. Intinya, seimbanglah dalam hal tersebut. Otak kiri juga harus seimbang dengan otak kanan. Ok, semangat!

Judul: Bagaimanakah Cinta para Aktivis??; Ditulis oleh mezzojecka; Rating Blog: 5 dari 5