Senin, 19 November 2012

Pacaran sebagai Pilihan: Ya atau Tidak?

Membahas hal ini, sebenarnya adalah sebuah hal yang cukup sensitif di kalangan generasi muda. Kenapa? Karena hal ini masih menjadi pro dan kontra dengan cara yang berlebihan. Kenapa berlebihan? Karena banyak yang tidak mau diganggu gugat tentang masalah pacaran yang berbau ke arah "Perasaan".

Gw menulis postingan ini, bukan berarti gw ga pernah pacaran, gw pernah berpacaran beberapa kali, dan gw mengakui itu. Berdasarkan pengalaman, pengamatan, dan obrolan dengan orang lain, akhirnya gw memutuskan untuk membuat postingan ini.

Sebenarnya, apa sih itu pacaran?
Pacaran adalah hubungan tanpa ikatan secara sah, yang hanya terdiri dari ikatan batin dan komitmen. Ketika ada yang bertanya, apa bedanya HTS (Hubungan tanpa Status), TTM (Teman Tapi Mesra), dan pacaran? Gw bisa menjawab, Tidak ada bedanya. Yang berbeda hanyalah biasanya yang HTS dan TTM masih bisa berhubungan dengan orang lain, dan itu tidak dikategorikan selingkuh. Tapi kalau interaksi, menurut gw sama saja, smsan dengan intens, saling memperhatikan, dan lain sebagainya.

Beberapa hal yang membuat orang memilih untuk siap dan berani berpacaran atau HTS, diantaranya:

1. Kesepian 
    Rata-rata banyak yang berpacaran karena alasan ini. Biasanya adalah orang-orang yang tidak memiliki 
   banyak teman, atau mungkin orang-orang yang teman-temannya sudah duluan lulus kuliah ataupun bekerja, 
   sehingga tidak ada teman hang-out. Maka pacaran lah menjadi pilihan.

2. Kasihan
    Ada saja orang yang memutuskan untuk menerima seseorang menjadi pacarnya dikarenakan alasan ini. 
    Misalnya dia sudah lama dikejar-kejar, dan si cowo sudah melakukan apapun demi si cewe, akhirnya 
    karena kasihan, diterima dan mereka pun pacaran. Biasanya pacaran mereka tidak langgeng, karena si 
    cowo akhirnya sadar bahwa si cewe hanya menerima dikarenakan kasihan.

3. Gengsi karena terlalu lama menjomblo
     Biasanya ada sekelompok cewe ataupun cowo yang menjadikan pacaran sebagai taruhan. Apalagi bila 
     dia sudah lama jomblo, atau tidak pernah pacaran. Ini biasanya hanya pacaran main-main.

4. Ingin melakukan yang 'aneh-aneh'
    Tidak dipungkiri, dalam usia-usia produktif baik laki-laki maupun perempuan sudah paham akan hal-hal 
    yang berbau 'aneh-aneh' atau lebih tepatnya masalah 'seksual'. Ada beberapa kasus dimana pacaran 
    dijadikan sebagai tempat pelampiasan nafsu belaka, tanpa didasari nilai apapun. Naudzubillah.. Tapi ini 
    benar adanya dan sudah cukup banyak kasus yang mempublikasikan hal ini. Biasanya ini adalah hubungan 
    paralel, dimana masing-masing dari pasangan memiliki pasangan yang lain. 

5. Terlalu buta
    Maksud buta disini adalah sudah buta akan segala hal. Misalnya ada seorang aktivis dakwah kampus yang 
    jilbabnya besar, tapi memutuskan untuk berpacaran dengan sesama aktivis pula. Biasanya ini dikarenakan   
    adanya godaan setan, dan perasaan yang terlalu menggebu-gebu, sedangkan pernikahan belum bisa 
    dilaksanakan karena berbagai faktor. Akhirnya pasangan tersebut menghentikan karirnya dan malah terus 
    berpacaran. Biasanya hubungan ini pun kandas di tengah jalan, baik karena memang sudah sama-sama 
    sadar, atau memang salah satunya menikah dengan yang lain.

Diantara hal-hal di atas, biasanya memang banyak yang kandas ditengah jalan, ataupun ada juga yang memang berjodoh hingga menuju ke pelaminan. Dan itu bukan ditentukan oleh pacaran, tapi karena takdir Allah swt. Seperti perkataan seseorang,
"Pacaran bisa dengan siapa saja, tapi menikah adalah urusan takdir Allah swt"

Pacaran memiliki nilai positif dan negatif, yaitu:
a. Nilai positif
   Apa ya? Jujur, gw yang sudah berpacaran beberapa kali pun masih bingung nilai positifnya. Ada beberapa 
  yang bilang, keuntungannya adalah bisa mengenal dan memilih calon istri sampai mendapatkan yang terbaik. 
  Tapi menurut gw itu tidak adil, dan malah seperti coba-coba. Tapi memang, pacaran itu memberikan 
  euforia terhadap setiap manusia. Merasa ada yang memperhatikan, merasa bahagia, tapi jujur saja, ketika 
  semua kandas, rasanya semu dan wajar saja, terasa sakit.

b. Nilai Negatif
   1. Boros
      Pacaran itu harus saling traktir, saling jajanin, saling mengeluarkan uang demi kepentingan bersama. Dan 
      harus ada momen jalan-jalan, makan di luar (apalagi anak kosan, bisa jadi miskin mendadak gara-gara 
      pacaran). Belum lagi pulsa yang membengkak. Memang memberikan kebahagiaan, yang penting terasa 
      senang, tapi kasihan orang tua. Benar kan?

   2. Patah hati ketika Putus
      Pernah merasakan patah hati? Oleh cinta pertama? Ditinggalkan ketika sedang menjalani hubungan? 
      Paham kan rasanya? Subhanallah.. Rasa sakit yang luar biasa. 

  3. Memecah konsentrasi
     Ketika sedang ada kepentingan, mengerjakan tugas, atau bekerja, tiba-tiba si pacar sms dan merengek 
     untuk minta diantar ke suatu tempat. Kita bilang tidak bisa, tapi dia malah mengancam untuk putus dan 
     menteror kita. Akhirnya kerjaan kita jadi tidak selesai, dan yang ada malah kesal dalam hati.

  4. Dekat pada Zina
    Ini jelas terjadi pada orang pacaran. Dimulai dari pegangan, pelukan, ciuman, dan sampe hubungan suami-
    istri. Sudah banyak kejadian sex bebas di luar nikah, berganti-ganti pasangan, bahkan sudah jadi tren di 
    kalangan anak muda melahirkan di luar nikah. Astaghfirulloh! Ingat pada dosa, ingat orang tua. Yang malu 
    bukan hanya diri sendiri, tapi juga orang tua, keluarga besar, sekolah, dan guru-guru kita. Dan hal ini tidak 
    terjadi pada anak-anak yang bergaul bebas, namun juga ada saja kejadian di kalangan orang-orang 'alim' 
    yang berjilbab. Astaghfirulloh..! 

Begitulah fenomena yang terjadi pada orang pacaran berdasarkan dari sudut pandang gw. Dan tergantung pada kalian untuk memilih pacaran. Ya atau tidak. 
Judul: Pacaran sebagai Pilihan: Ya atau Tidak?; Ditulis oleh mezzojecka; Rating Blog: 5 dari 5